Minggu, 13 Mei 2012

Recycle Puntung Rokok Jadi Handycraft Unik

Banyak hal yang dapat dilakukan untuk mengabdikan diri kepada masyarakat. Seperti yang dilakukan Reny Elvira, Jane Esther DAP, Mentari Ruchmantika M, Felita P, dan Firman Faqih Nosa. Melalui Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM), mereka mengolah puntung rokok mrnjadi produk bernilai tambah seperti handycraft.



Dijelaskan Jane, puntung rokok menjadi ancaman serius bagi lingkungan sekitar. Sebab, limbah puntung rokok baru dapat terlarut di dalam air tawar setelah satu tahun dan di air asin setelah lima tahun lamanya. Padahal, Indonesia membuang sekitar 225 miliar puntung rokok secara sembarangan setiap tahunnya.

Sebagai konsumen rokok terbanyak ketiga di dunia, Indonesia tentunya mengalami problem besar. "Dengan program kami, diharapkan mampu mengurangi dampak yang dihasilkan,'' ujarnya.

Program yang mereka usung memang terkait dengan metode pengolahan limbah puntung rokok. Yakni, mendayagunakan masyarakat di sekitar Tempat Pembuangan Sampah (TPA) Keputih. Guna mempermudah, program ini juga turut menggandeng Paguyuban Mitra Pasukan Kuning (PMPK) dan Tunas Hijau Surabaya.

Cara pengolahan ini pun terbilang mudah dengan melalui beberapa tahapan. Setelah puntung rokok terkumpul, puntung tersebut akan dipisah. Sehingga hanya tersisa bagian filter-nya saja. Lalu, puntung rokok tersebut akan direndam dengan air deterjen, cuka, dan garam. Campuran tersebut akan dihaluskan menggunakan mesin blender. Nantinya, bahan yang dihasilkan akan digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan handycraft.

Ada pula metode lain untuk mengolah puntung. Yakni, melalui alat trap guna menyaring dan mengeringkan puntung rokok yang telah halus. Alat cetak seperti pembuat kue, juga bisa digunakan. Setelah kering, hasilnya dapat dijadikan sebagai kamper usai dicelupkan pada aroma terapi.

Nantinya, hasil olahan dapat dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan barang-barang ekonomis, seperti handycraft maupun pelapis anti karat. ''Puntung rokok yang digunakan pun berbeda, hanya yang memiliki filter saja, jadi bukan yang kretek,'' tambah mahasiswi Jurusan Teknik Industri itu.

Tak berhenti sampai di situ, kretivitas peserta benar-benar diuji di sini. Ada yang mengolahnya menjadi lukisan, gantungan kamar, hingga bros cantik. Sebab, nilai-nilai estetika barang pun menjadi penilaian tersendiri bagi juri.

Dijelaskan pula oleh Jane, bahwa program telah seluruhnya dijalankan. Mulai dari tahapan sosialisasi program hingga menggelar kompetisi produk terbaik dari hasil olahan para peserta pada Sabtu (12/5) lalu.

Ke depan, tim ini juga berharap agar keberlangsungan program dapat terjaga. ''Program ini bukan sebagai media pendukung mereka yang menjadi perokok aktif, melainkan pemanfaatan atas sebagian masalah yang dihadapi bangsa ini,'' tutup vira.

sumber

1 komentar:

kenapa tidak diberikan contoh gambar hasil daur ulangnya?

Posting Komentar

blogger yg baik selalu meninggalkan komentar.